Memaknai Kembali Peran Pemuda/i Dalam Mengisi Kemerdekaan



Memaknai Kemerdekaan HUT RI Ke 72, Dirgahayu Indonesia

17 Agustus 2017 tinggal bebrapa minggu lagi, itu artinya negara ini sudah 72 tahun bebas dari penjajahan kolonial Belanda. Tapi nyatanya bangsa ini belum benar-benar merdeka apalagi sampai taraf sejahtra. Itu terbukti data yang dikeluarkan oleh BPS 17 Juli 2017 dikutip dari harian Tempo bahwa jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai 22,77 juta orang atau sekitar 10% lebih. Jumlah pengangguran mencapai 7,01 juta orang. Dan masih banyak lagi permasalahan di negri ini yang menuntut solusi

Mungkin terlalu awal untuk menggaungkan semangat kemerdekaan di minggu-minggu awal bulan Agustus. Tapi saya kira ini penting karena semangat patriotik harusnya ada tiap hari menggema di dada Pemuda/i bangsa ini. 

NKRI dengan segala permasalahnnya mungkin butuh pejuang masa depan yang tangguh dan gagah berani untuk memperbaiki keadaan negri tercinta ini. Kemudian pertanyaan selanjutnya apakah kita pemuda/i yang digadang-gadang sebagai tonggak perjuangan bangsa sudah siap untuk memikul beban dimasa depan?? Bekal apa yang sudah kita siapkan sebagai harapan bangsa?
 
Saya jadi teringat Muqadimah AD/ART Forum Komunikasi Muda Mudi Ciloa (FKMMC) tahun anggaran 2015/2017. Ada bahan renungan yang harus kita pikirkan yang tertuang dalam Muqadimah tersebut. Berikut saya kutip sebagai bahan pengingat bagi kita Pemuda/i:

"Bismillahirrohmannirrohim
 
Segala puji hanya bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kami dan dari kejelekan amal perbuatan kami. Barang siapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya dan barang siapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.  
 
Sejarah telah mencatat bahwa Pemuda/ Pemudi adalah salah satu tonggak perjuangan bangsa. Literatur mengatakan bahwa pemuda adalah harta karun yang tidak ternilai harganya. Karena dengan Pemuda/ Pemudi yang baik bisa menjadi sebuah pondasi kokoh untuk ikut membangun perdaban bangsa ini menuju ke arah yang lebih baik. 
 
Namun harapan dan realita memang kadang berjalan tak beriringan. Pemuda/ pemudi harapan bangsa masa kini tidak memiliki Sumber Daya Manusia yang baik, prestasi yang kurang membanggakan, etika tidak di jungjung tinggi. Sehingga dikhawatirkan calon penerus bangsa ini tidak memiliki modal yang cukup dan cakap untuk membawa bangsa ini menuju kemajuan, perdaban dan kedaulatan tertinggi.
 
Dan hal yang lebih mengerikan adalah ternyata degradasi nilai dan moral tidak lagi terjadi pada Pemuda/ Pemudi di kota besar, melainkan terjadi di pelosok-pelosok negri. Saat Pemuda/ Pemudi di kota besar bersaing menghadirkan inovasi, kreativitas dan prestasi, kita saksikan banyak Pemuda/ Pemudi dari daerah justru bangga dengan segala bentuk kenakalan dan tidakakan-tindakan non produktif.
 
Atas dasar itu para Pemuda/ Pemudi yang terhimpun dalam Forum Komunikasi Muda Mudi Ciloa (FKMMC) sebagai warga Negara Republik Indonesia bertanggung jawab dan menyumbangkan dharma bhaktinya dalam rangka mewujudkan tujuan Pembangunan Nasional dan meningkatkan Sumber Daya Manusia anak-anak negri. 
 
Mungkin ini hanya sebagian kecil renungan kita sebagai Pemuda/i untuk bisa kita pikirkan agar peran Pemuda/i dimasa depan saat tampuk kekuasan jatuh ke tangan generasi kita, kita sudah siap untuk mencari solusi dari setiap permasalahn yang dihadapi bangsa ini. Karena dimasa depan kita perlu Creator dan Aktor yang siap turun tangan mengembalikan kejayaan Nusantara seperti yang telah dilakukan oleh pendahulu Negri tercinta ini. Tidak hanya menjadi komentator ataupun pengekor".

Semoga pembukaan dalam AD/ART organisasi Forum Komunikasi Muda Mudi Ciloa (FKMMC) ini bisa menjadi bahan renungan kita, baik sebagai pemuda/ pemudi atau sebagai anak bangsa.
 
Memang bukan hal mudah agar kita bisa memberikan kontribusi positif untuk bangsa ini. Tapi kusilitan tersebut bukan pula hal yang tidak mungkin, semua itu bisa kita capai dengan belajar dengan baik, berusaha sebaik mungkin dan nyalakan terus harapan sebelum kita sebagai pemuda/ pemudi benar-benar turun menjadi creator dan aktor kebaikan.

Menyalakan harapan juga bukan hal yang mudah, karena kita bisa teralihkan dengan trend dan teknologi yang sedang berkembang. Semoga dengan kita merawat kebersamaan kita, maka harapan-harapan itu akan terus menyala.

Akhirnya saya ucapakn terima kasih kepada pemuda/ pemudi yang telah bekerja keras untuk  kebaikan bersama, dan saya juga ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang meluangkan waktu untuk membaca artikel ini.
 
Semoga bermanfaat..!!!
Young Genertion, New Generation
Dirgahayu Indonesia, Jaya Indonesia...!!!

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Memaknai Kembali Peran Pemuda/i Dalam Mengisi Kemerdekaan"